Selasa, 02 Januari 2018

Jabal Rahmah

Jabal Rahmah.

Bukit ini merupakan bukit yang diyakini sebagai tempat pertemuan Nabi Adam AS dan Hawa pertama kali di dunia. Pusat Arafah ini menjadi tempat pertemuan umat manusia hingga kini dan peristiwa sejarah besar Islam dengan Nabi dan wahyu terakhirnya.

Sampai di sana, mulai dari kaki bukit pun batu2 di sana sudah banyak coretan tulisan yang dapat dipastikan berisi doa, harapan atas jodoh serta kelanggenggannya. Di kaki bukit ini juga ditemukan foto-foto berserakan. Mungkin melalui foto, ini salah satu cara supaya mendapat jodoh sesuai yang diinginkannya atau supaya lebih spesifik sehingga jodoh yang diberikan Allah SWT nanti valid sesuai doa plus (+) foto.

Di bagian atas bukit terdapat tugu dan benar saja, sekitar 3 meter dari bagian bawah tugu penuh dengan tulisan-tulisan menggunakan spidol dan bolpoin. Ketika dekat dengan tugu tersebut, mas atau kakak saya mencontohkan untuk ikut menulis apa yang diinginkan di tembok tugu yang memiliki lebar sisi sekitar 1,5-2m itu. Tanpa menggunakan pilot, faster, snowman yang permanent atau kapur/batu apalagi arang, tetapi menggunakan telunjuk. Langsung saja mas saya mencontohkan dengan telunjuk kanannya menulis dan mengucap kata "HAJI".

Langsung saja saya ikut menuliskan apa yang saya inginkan. Ketika itu bisa saja menuliskan nama saya diikuti simbol hati dan diikuti nama perempuan yang saya inginkan seperti coretan sebelah atau di batu yang ada di kaki bukit tadi. Tapi hal itu tak mudah bung, saya pun tidak menuliskan nama siapapun pada saat itu.

Tempat ini begitu bersejarah, di Arafah ini merupakan tempat berlangsungnya khotbah perpisahan Nabi Muahammad SAW dan wahyu Malaikat Jibril terakhir. Di puncak ini kami pun menghayati peristiwa bersejarah tersebut dan segera berdoa sebagaimana doa Nabi Adam AS.

Setelah itu kami pun turun dan tiba2 di kepala dan hati saya terbesit doa yang mesti saya tuliskan. Tak sempat kembali ke puncak dan ke tugu tadi, saya pun menulis lagi dengan telunjuk ke salah satu batu yang masih di bukit itu. Kali ini saya membuat tulisan yang terdapat nama saya dan ada simbol hati.

"Allah SWT ((simbol hati)) ((nama saya))"

Rabu, 18 Oktober 2017

smile on her face

saya merasakan hari-hari berat akhir-akhir ini,
tak tau entah kenapa.

ah bukan, bukan seperti itu lanjutannya.
sampai di sini saya benar-benar tau kenapa sebegitu beratnya.
 

doanya selalu mengalir, bahkan hingga menangis harus mengeluarkan darahpun itu akan dilakukannya.

bila orang-orang tidak bisa tidur karena masalah yang dimilikinya, saya berhasil tidur membawa masalah itu. payah.

mungkin saya terlalu jauh, memandang jauh bahwa saya dapat memberikan senyum di akhir kepada beliau ketika saya berhasil kelak.

tapi saat ini saya menyadari, saya lupa untuk tetap menjaga senyum beliau di tiap harinya.

Rabu, 02 Agustus 2017

Freezer, Mur, & Baut



Saya kerap kali membayangkan diri saya tidak seberuntung kakak saya, tidak sekenal lelahnya bekerja seperti ibu saya. Lebih lagi tidak sekeren bapak saya yang di keluarga kami maha mengetahui dan hampir selalu mampu mengerjakan pekerjaan seluk-beluk dari hal-hal kecil hinga hal besar di rumah. 


Mur, paku, palu, drei, kawat, dll. Itu merupakan tool andalan keluarga manapun. Usernya hampir selalu adalah bapak, dan anaknya sebatas kenek. Yop, “kenek”. Hal lainnya, saya tidak mengerti ilmu apa yang dimiliki beliau hingga setiap barang yang tidak ketemu ketika dicari, eh tau2 sudah kembali ke tempatnya oleh bapak.


Hari Minggu lalu saya main ke outlet teman saya, dia akan memeasang bracket untuk TV. Ketika dia sedang mengeboor tembok untuk memasukkan freezer,  sambil sedikit berkeringat dia menggumam, “... dadi bapak ki susah juga ya”, sambil nyengir dan mungkin dia sambil melihat bagaimana bapaknya bekerja mengerjakan segala ornamen dan membetulkan hal-hal kecil di rumah dengan nafas yang hanya setengah-setengah.

Kamis, 27 Oktober 2016

Silaturahmi

Beberapa bulan terakhir ini saya ingin sekali menghangatkan silaturahmi ke teman-teman masa lalu. Tipe-tipe teman “masa lalu” yang masih bertahan diantaranya yang sekali kumpul untuk happy dan bahas happy-happy, ada juga yang kumpul dan kemudian membicarakan kegalauan masa transisi kerjaan dan lowongan, ada yang masih membicarakan perkembangan kampus, ada yang membicarakan wanita, dan lain-lain. Semua itu menyenangkan, namun aktivitas ini kadangkala mengingatkan pada ucapan Pak Anies Baswedan.

Waktu itu di Jogja tapi dalam konteks media sosial, beliau kemudian mengajak anak muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana bertemu dengan teman-teman masa depan, jangan hanya teman masa lalu saja. Benar saja. ini benar dan diperlukan. Lihat saja berapa banyak orang yang menyayangkan ditutupnya “Vine” dan mengatakan melalui twitternya bahwa melalui Vine dia bertemu orang yang memiliki karya hebat seperti @Pinot. Saya tidak tahu pasti, tapi berdasar cuitan tersebut seakan dia bertemu dengan orang dimana sesama perajin seni yang dia tidak kenal sebelumnya kemudian dia menjadi kenal dan itu dari media sosial. It’s a futuristic thing!

Kembali ke paragraph awal ya. Terlihat seperti pertemanan masa lalu memang, tapi rasa-rasa "tidak berkenan" kini luntur. Masa atau waktu tidak hanya "menuakan" fisik kita, tapi juga melunturkan rasa "tidak berkenan" tersebut. Rasa yang dibangun dan tercipta hingga kini akan selalu me-muda-kan kita. Perliaku yang saya lakukan ini kadang saya kaitkan dengan ilmu sosiologi haha karena ilmu tersebut merupakan ilmu yang hanya mempelajari perilaku manusia dan... tidak memberi solusi hm. Saya pun menganalisis, mungkin hal yang akan saya sebut "masa lalu" apabila rasa-rasa yang tidak berkenan pada masa lalu masih tersisa tidak mengenakan hati kita hingga kini. Lebih baiknya rasa toleran kita akan rasa masa lalu semakin baik. Oke, kembali hidup dalam masa lalu…

Silaturahmi yang baik adalah silaturahmi yang dibangun kembali dengan kebesaran toleransi masing-masing dari kita untuk menguasai ego masa lalu pada hari ini. Hal yang tidak bisa kita lepaskan yaitu menjaga tetap jujur. Jujur itu menyakitkan, bergetar ketika mengatakannya. Kayak waktu kita dulu nembak guys... whoahaha gilaaa hahaha dan sama waktu ketahuan belum bikin tugas ke dosen sama waktu sekolah dulu hm. Terbukanya mulut untuk memulai pembicaraanpun berat, saya tidak mampu menahan rasa emosi apabila tidak membicarakan kejujuran yang terjadi walau kadang berbalik ke saya. Terutama menyangkut orang tua yang merasakan hal yang tidak sepatutnya. Mengalir bersama emosipun begitu mudah.

Silaturahmi.. lihat saja orang tua kita yang akrab dengan Whatsapp dimana terdapat grup alumni skeolah dan kuliahnya. Melihatnya bernostalgiapun menyenangkan, itu karena masa dan rasa yang bertemu dengan harmonis dengan krendahan hati dan toleransi akan ego masa lalu, tidak sepenuhnya benar sih ini tapi bicara pada umumnya ya ini.

Sekian dan selamat hari Jumat, semoga kita mendapat umur panjang yang penuh berkah dengan bersilaturahmi yang baik.


Minggu, 10 Juli 2016

Melewatkan JUNI

Senang rasanya menantikan hadirnya Juni, selain ulang tahun yaitu ramadan. Sederhana sekali atau saya yg menyederhanakan saja tentang nikmatnya orang berpuasa, yha, nikmatnya orang berpuasa ialah ketika berbuka.
Berbuka. Sesederhana itu. Bisa saja pada poin tsb kita diminta untuk menyederhanakan ekspektasi2 atas ambisi dan harapan kita akan suatu hal dan di sini bukan menyederhanakan impian-harapan ya.
Bulan Juni lalu terselesaikan beberapa hal, hal di kampus dan hal terhadap diri saya sendiri. Kalau kata teman saya atas suatu hal yang selesai dikerjakan, dengan bahagia mengarakan "Blablabla Is OVER!" dan kata2 itu seolah menuntut saya untuk menyelesaikan pekerjaan lain. Yaya, is over hhh
Juni Bulan Refleksi: Resmi 22th, selesai dengan kegiatan organisasi di kampus, project dan hajatan terakhir di kampus, gath Akber Nasional, serta refleksi atas hidup saya dengan sesuatu yang ada di pikiran dan hati saya
22 tahun! Dunia ini sebegitu besarnya dan banyak hal yang dapat kita pilih-pilah untuk mengisinya. Caption/update orang lain bisa berbunyi "Bukannya hidup di dunia ini cuma sementara?". Bisa saja ditanggapi dengan mudah, udah gak usah maca-macam, happy-happy aja udaaahh, udah mengalir aja sob, dan udah-udah yang lain. 

Selasa, 31 Mei 2016

Mei

Sudah 31 juga..
Akhir bulan lalu dan awal bulan ini cukup antusias menyambut bulan Mei ini. Menyambut ujian sidang skripsi yg selesai digarap Maret tanggal 31, bulan berlangsungnya proker terakhir di organisasi kampus yang sesuai rencana nggak terakhir menyudahi kebersamaan rapat2 bersama kami di rumah kedua kami, sekre BEM FE Unissula. Selain itu teman2 saya yang juga sidang pra bersamaan di Bulan Mei.  Senang rasanya mereka sudah selesai dari satu tahap. Yha!

Suatu trip menjadi pemanis yang benar2 berkesan. Memang bukan pembelajaran, ya memang bukan, tapi kenangan. Ah, menyenangkan.. Secret trip. Ssstttt...

Bulan Mei ini bulan akhir kepengurusan organisasi kami. Satu tahun sudah meluangkan waktu, mengeluarkan tenaga, memutar otak untuk memberi ide demi kekonsistenan kami. Bulan ini pun berulang ke babak baru periode kepengurusan, ambisius, tempramental, sentimental, menjadi bumbu. Berbicara perlahan pelan dan lembut, mata kesana kemari melihat situasi kondisi menjadi aktivitas sama seperti tahun lalu. "Seru", kataku.

Setahun lalu benar-benar masa dimana doa, usaha, dan ikhtiar jadi andalan. Tak habis pikir, kami melalui masa-masa seperti itu berbekal minim sekali. Beberapa kalimat masih terngiang di kepalaku atas situasi yang benar ramai dan panas. "Katakan benar sebagai suatu kebenaran, dan salah sebagai sesuatu yang salah", membingungkan ya, semua yang berada dalam suasana hati yang sama dan memperhatikan hal yang syarat akan intrik menjadi benar.

Menang menurut Sri Mulyani yaitu tidak menyalahi prinsip yang terdapat dalam dirinya. Selamat berjuang!

Hei Mei, terimakasih ya..

Senin, 18 April 2016

Get a life, bro?

12 April lalu saya menulis di twitter saya (@0daat):

"Mungkin sebentar lagi obrolan seputar event kampus, bahkan yg lagi dikerjain bareng udah ga menarik lagi. Topic to topic, day by day..."

Saya sendiri masih suka menyimak info kampus layaknya mahasiswa baru yang selalu mencari-cari info apa saja di mading kampus. Seminar bertemakan hal ini itu menjadi perhatian saya san saya pun memantaskan diri dengan mengatakan "Maklum, masih mahasiswa". Info vacancy terasa lebih yahuud pastinya, tentu saja itu sudah benar-benar sewajarnya. Setiap kita pun juga suka memperhatikan, yha, bagi saya memperhatikan kualifikasinya yang seakan kadang poster info vacancy tersebut menjadi cermin dan di cermin itu terdapat seseorang lain yang lebih ideal. Hhhh.. Kita lihat saja nanti!

Hal yang saya pikirkan dan menguras sedikit lebih banyak beban yaitu "bahkan yg lagi dikerjain bareng udah gak menarik lagi". Pagi hari tadi saya disapa dengan pesan tentang sesuatu seperti yang saya pikirkan sebelumnya, yah bersiap saja pikirku. Sedikit banyak bantuan yang diberikan mereka akan saya hormati, bisa saja saya sebagai penanggung jawab memberi peringatan keras atas komitmen yang sudah dibuat bersama di awal. Kehidupan mereka tidak lagi sama pikirku, ini membuatku tidak bisa seperti tadi yang baru saja saya katakan. Orang tua di rumah yang menunggu putra-putrinya segera meninggalkan kampus untuk kembali ke rumah, pergi ke tempat lain, atau lainnya.

Halo, saya akan sangat menghargai dan menghormati segala bantuan kalian dan mohon tanggapi santai saja rekan lain bila terdapat request menurut teman-teman kurang berkenan di hati. Bagi kami-kami sekarang ini, "get a life bro!". Mengasyikkan diri dengan teman-teman yang tersisa atau tersedia tepatnya, tenaga, pikiran, dan waktu yang ada. Saya pun lama-lama enjoy dengan kegiatan pada proker ini, meski jauh sekali berbeda kebersamaannya ketika dulu mengerjakan proker yang selalu rapat besar diskusi berlama-lama di sekre. Masa-masa akhir ini saya berharap menjadi benar-benar masa yang terkenang bagi kita semua, terutama yang masih mau urun. Semoga segala urusan teman-teman semua dilancarkan, diberi keridhoanNya ke depannya, aamiin.

Jabal Rahmah

Jabal Rahmah. Bukit ini merupakan bukit yang diyakini sebagai tempat pertemuan Nabi Adam AS dan Hawa pertama kali di dunia. Pusat Arafah in...