Beberapa bulan terakhir ini saya ingin sekali menghangatkan
silaturahmi ke teman-teman masa lalu. Tipe-tipe teman “masa lalu” yang masih
bertahan diantaranya yang sekali kumpul untuk happy dan bahas happy-happy, ada
juga yang kumpul dan kemudian membicarakan kegalauan masa transisi kerjaan dan
lowongan, ada yang masih membicarakan perkembangan kampus, ada yang
membicarakan wanita, dan lain-lain. Semua itu menyenangkan, namun aktivitas ini
kadangkala mengingatkan pada ucapan Pak Anies Baswedan.
Waktu itu di Jogja tapi dalam konteks media sosial, beliau kemudian mengajak
anak muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana bertemu dengan teman-teman
masa depan, jangan hanya teman masa lalu saja. Benar saja. ini benar dan
diperlukan. Lihat saja berapa banyak orang yang menyayangkan ditutupnya “Vine”
dan mengatakan melalui twitternya bahwa melalui Vine dia bertemu orang
yang memiliki karya hebat seperti @Pinot. Saya tidak tahu pasti, tapi berdasar
cuitan tersebut seakan dia bertemu dengan orang dimana sesama perajin seni yang dia
tidak kenal sebelumnya kemudian dia menjadi kenal dan itu dari media sosial. It’s a futuristic
thing!
Kembali ke paragraph awal ya. Terlihat seperti pertemanan
masa lalu memang, tapi rasa-rasa "tidak berkenan" kini
luntur. Masa atau waktu tidak hanya "menuakan" fisik kita, tapi juga melunturkan rasa "tidak berkenan" tersebut. Rasa yang dibangun
dan tercipta hingga kini akan selalu me-muda-kan kita. Perliaku yang saya lakukan ini kadang saya kaitkan
dengan ilmu sosiologi haha karena ilmu tersebut merupakan ilmu yang hanya mempelajari perilaku
manusia dan... tidak memberi solusi hm. Saya pun menganalisis, mungkin hal yang akan saya sebut "masa lalu" apabila rasa-rasa yang tidak berkenan pada masa lalu masih tersisa tidak mengenakan hati kita hingga kini. Lebih baiknya rasa toleran kita akan rasa masa lalu semakin baik. Oke, kembali hidup dalam masa
lalu…
Silaturahmi yang baik adalah silaturahmi yang dibangun
kembali dengan kebesaran toleransi masing-masing dari kita untuk menguasai ego
masa lalu pada hari ini. Hal yang tidak bisa kita lepaskan yaitu menjaga tetap jujur. Jujur itu menyakitkan, bergetar ketika mengatakannya. Kayak waktu
kita dulu nembak guys... whoahaha gilaaa hahaha dan sama waktu ketahuan belum bikin tugas
ke dosen sama waktu sekolah dulu hm. Terbukanya mulut untuk memulai
pembicaraanpun berat, saya tidak mampu menahan rasa emosi apabila tidak membicarakan
kejujuran yang terjadi walau kadang berbalik ke saya. Terutama menyangkut orang
tua yang merasakan hal yang tidak sepatutnya. Mengalir bersama emosipun begitu
mudah.
Silaturahmi.. lihat saja orang tua kita yang akrab dengan
Whatsapp dimana terdapat grup alumni skeolah dan kuliahnya. Melihatnya
bernostalgiapun menyenangkan, itu karena masa dan rasa yang bertemu dengan
harmonis dengan krendahan hati dan toleransi akan ego masa lalu, tidak
sepenuhnya benar sih ini tapi bicara pada umumnya ya ini.
Sekian dan selamat hari Jumat, semoga kita mendapat umur
panjang yang penuh berkah dengan bersilaturahmi yang baik.