Kamis, 27 Oktober 2016

Silaturahmi

Beberapa bulan terakhir ini saya ingin sekali menghangatkan silaturahmi ke teman-teman masa lalu. Tipe-tipe teman “masa lalu” yang masih bertahan diantaranya yang sekali kumpul untuk happy dan bahas happy-happy, ada juga yang kumpul dan kemudian membicarakan kegalauan masa transisi kerjaan dan lowongan, ada yang masih membicarakan perkembangan kampus, ada yang membicarakan wanita, dan lain-lain. Semua itu menyenangkan, namun aktivitas ini kadangkala mengingatkan pada ucapan Pak Anies Baswedan.

Waktu itu di Jogja tapi dalam konteks media sosial, beliau kemudian mengajak anak muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana bertemu dengan teman-teman masa depan, jangan hanya teman masa lalu saja. Benar saja. ini benar dan diperlukan. Lihat saja berapa banyak orang yang menyayangkan ditutupnya “Vine” dan mengatakan melalui twitternya bahwa melalui Vine dia bertemu orang yang memiliki karya hebat seperti @Pinot. Saya tidak tahu pasti, tapi berdasar cuitan tersebut seakan dia bertemu dengan orang dimana sesama perajin seni yang dia tidak kenal sebelumnya kemudian dia menjadi kenal dan itu dari media sosial. It’s a futuristic thing!

Kembali ke paragraph awal ya. Terlihat seperti pertemanan masa lalu memang, tapi rasa-rasa "tidak berkenan" kini luntur. Masa atau waktu tidak hanya "menuakan" fisik kita, tapi juga melunturkan rasa "tidak berkenan" tersebut. Rasa yang dibangun dan tercipta hingga kini akan selalu me-muda-kan kita. Perliaku yang saya lakukan ini kadang saya kaitkan dengan ilmu sosiologi haha karena ilmu tersebut merupakan ilmu yang hanya mempelajari perilaku manusia dan... tidak memberi solusi hm. Saya pun menganalisis, mungkin hal yang akan saya sebut "masa lalu" apabila rasa-rasa yang tidak berkenan pada masa lalu masih tersisa tidak mengenakan hati kita hingga kini. Lebih baiknya rasa toleran kita akan rasa masa lalu semakin baik. Oke, kembali hidup dalam masa lalu…

Silaturahmi yang baik adalah silaturahmi yang dibangun kembali dengan kebesaran toleransi masing-masing dari kita untuk menguasai ego masa lalu pada hari ini. Hal yang tidak bisa kita lepaskan yaitu menjaga tetap jujur. Jujur itu menyakitkan, bergetar ketika mengatakannya. Kayak waktu kita dulu nembak guys... whoahaha gilaaa hahaha dan sama waktu ketahuan belum bikin tugas ke dosen sama waktu sekolah dulu hm. Terbukanya mulut untuk memulai pembicaraanpun berat, saya tidak mampu menahan rasa emosi apabila tidak membicarakan kejujuran yang terjadi walau kadang berbalik ke saya. Terutama menyangkut orang tua yang merasakan hal yang tidak sepatutnya. Mengalir bersama emosipun begitu mudah.

Silaturahmi.. lihat saja orang tua kita yang akrab dengan Whatsapp dimana terdapat grup alumni skeolah dan kuliahnya. Melihatnya bernostalgiapun menyenangkan, itu karena masa dan rasa yang bertemu dengan harmonis dengan krendahan hati dan toleransi akan ego masa lalu, tidak sepenuhnya benar sih ini tapi bicara pada umumnya ya ini.

Sekian dan selamat hari Jumat, semoga kita mendapat umur panjang yang penuh berkah dengan bersilaturahmi yang baik.


Minggu, 10 Juli 2016

Melewatkan JUNI

Senang rasanya menantikan hadirnya Juni, selain ulang tahun yaitu ramadan. Sederhana sekali atau saya yg menyederhanakan saja tentang nikmatnya orang berpuasa, yha, nikmatnya orang berpuasa ialah ketika berbuka.
Berbuka. Sesederhana itu. Bisa saja pada poin tsb kita diminta untuk menyederhanakan ekspektasi2 atas ambisi dan harapan kita akan suatu hal dan di sini bukan menyederhanakan impian-harapan ya.
Bulan Juni lalu terselesaikan beberapa hal, hal di kampus dan hal terhadap diri saya sendiri. Kalau kata teman saya atas suatu hal yang selesai dikerjakan, dengan bahagia mengarakan "Blablabla Is OVER!" dan kata2 itu seolah menuntut saya untuk menyelesaikan pekerjaan lain. Yaya, is over hhh
Juni Bulan Refleksi: Resmi 22th, selesai dengan kegiatan organisasi di kampus, project dan hajatan terakhir di kampus, gath Akber Nasional, serta refleksi atas hidup saya dengan sesuatu yang ada di pikiran dan hati saya
22 tahun! Dunia ini sebegitu besarnya dan banyak hal yang dapat kita pilih-pilah untuk mengisinya. Caption/update orang lain bisa berbunyi "Bukannya hidup di dunia ini cuma sementara?". Bisa saja ditanggapi dengan mudah, udah gak usah maca-macam, happy-happy aja udaaahh, udah mengalir aja sob, dan udah-udah yang lain. 

Selasa, 31 Mei 2016

Mei

Sudah 31 juga..
Akhir bulan lalu dan awal bulan ini cukup antusias menyambut bulan Mei ini. Menyambut ujian sidang skripsi yg selesai digarap Maret tanggal 31, bulan berlangsungnya proker terakhir di organisasi kampus yang sesuai rencana nggak terakhir menyudahi kebersamaan rapat2 bersama kami di rumah kedua kami, sekre BEM FE Unissula. Selain itu teman2 saya yang juga sidang pra bersamaan di Bulan Mei.  Senang rasanya mereka sudah selesai dari satu tahap. Yha!

Suatu trip menjadi pemanis yang benar2 berkesan. Memang bukan pembelajaran, ya memang bukan, tapi kenangan. Ah, menyenangkan.. Secret trip. Ssstttt...

Bulan Mei ini bulan akhir kepengurusan organisasi kami. Satu tahun sudah meluangkan waktu, mengeluarkan tenaga, memutar otak untuk memberi ide demi kekonsistenan kami. Bulan ini pun berulang ke babak baru periode kepengurusan, ambisius, tempramental, sentimental, menjadi bumbu. Berbicara perlahan pelan dan lembut, mata kesana kemari melihat situasi kondisi menjadi aktivitas sama seperti tahun lalu. "Seru", kataku.

Setahun lalu benar-benar masa dimana doa, usaha, dan ikhtiar jadi andalan. Tak habis pikir, kami melalui masa-masa seperti itu berbekal minim sekali. Beberapa kalimat masih terngiang di kepalaku atas situasi yang benar ramai dan panas. "Katakan benar sebagai suatu kebenaran, dan salah sebagai sesuatu yang salah", membingungkan ya, semua yang berada dalam suasana hati yang sama dan memperhatikan hal yang syarat akan intrik menjadi benar.

Menang menurut Sri Mulyani yaitu tidak menyalahi prinsip yang terdapat dalam dirinya. Selamat berjuang!

Hei Mei, terimakasih ya..

Senin, 18 April 2016

Get a life, bro?

12 April lalu saya menulis di twitter saya (@0daat):

"Mungkin sebentar lagi obrolan seputar event kampus, bahkan yg lagi dikerjain bareng udah ga menarik lagi. Topic to topic, day by day..."

Saya sendiri masih suka menyimak info kampus layaknya mahasiswa baru yang selalu mencari-cari info apa saja di mading kampus. Seminar bertemakan hal ini itu menjadi perhatian saya san saya pun memantaskan diri dengan mengatakan "Maklum, masih mahasiswa". Info vacancy terasa lebih yahuud pastinya, tentu saja itu sudah benar-benar sewajarnya. Setiap kita pun juga suka memperhatikan, yha, bagi saya memperhatikan kualifikasinya yang seakan kadang poster info vacancy tersebut menjadi cermin dan di cermin itu terdapat seseorang lain yang lebih ideal. Hhhh.. Kita lihat saja nanti!

Hal yang saya pikirkan dan menguras sedikit lebih banyak beban yaitu "bahkan yg lagi dikerjain bareng udah gak menarik lagi". Pagi hari tadi saya disapa dengan pesan tentang sesuatu seperti yang saya pikirkan sebelumnya, yah bersiap saja pikirku. Sedikit banyak bantuan yang diberikan mereka akan saya hormati, bisa saja saya sebagai penanggung jawab memberi peringatan keras atas komitmen yang sudah dibuat bersama di awal. Kehidupan mereka tidak lagi sama pikirku, ini membuatku tidak bisa seperti tadi yang baru saja saya katakan. Orang tua di rumah yang menunggu putra-putrinya segera meninggalkan kampus untuk kembali ke rumah, pergi ke tempat lain, atau lainnya.

Halo, saya akan sangat menghargai dan menghormati segala bantuan kalian dan mohon tanggapi santai saja rekan lain bila terdapat request menurut teman-teman kurang berkenan di hati. Bagi kami-kami sekarang ini, "get a life bro!". Mengasyikkan diri dengan teman-teman yang tersisa atau tersedia tepatnya, tenaga, pikiran, dan waktu yang ada. Saya pun lama-lama enjoy dengan kegiatan pada proker ini, meski jauh sekali berbeda kebersamaannya ketika dulu mengerjakan proker yang selalu rapat besar diskusi berlama-lama di sekre. Masa-masa akhir ini saya berharap menjadi benar-benar masa yang terkenang bagi kita semua, terutama yang masih mau urun. Semoga segala urusan teman-teman semua dilancarkan, diberi keridhoanNya ke depannya, aamiin.

Kamis, 10 Maret 2016

air 8+

"Aku senang dengan diriku sekarang..."
"Aku menang menjadi seperti ini!"
"Terserah aja apa kata orang, yang penting aku senang!"
#perbendaharaananonym

"Lelah ya menjadi seperti ini!"
"Jadi mahasiswa tingkat akhir bos?"
"Bukan, maksud aku bukan sebagai mahasiswa tingkat akhirnya."
"Nah terus?"
"Kalo tidak tau malunya, jadi tidak tau malu!"
#kisahanonym

Senja kini memandang sebotol air 8+, mungkin pembentukan diriku kurang air ber-PH lebih...

Minggu, 28 Februari 2016

Perilaku Manusia ?

Jumat lalu, kebetulan saya soljum di masjid baiturrahman. Eits, bukannya kebetulan, tapi disengajakan. Karna setelah mengikuti aktivitas baru saya di waktu itu yang disengajakan lokasi dekat dengan masjid tsb.
Khotbah seperti biasa saya mencoba memperhatikan, biasa, mubazir betul jika khotbah jumat dilewatkan, karna materi khotbah yang saya temui banyak mengangkat isu sosial masyarakat yang sedang terjadi, sounds like always up-to-date, huh? Saya mencoba memperhatikan langsung setelah sunah. "LGBT" ya beberapa bulan-bulan lalu saya mendengar kata tsb, dan beberapa teman saya ketika ngobrol saya coba obrolkan LGBT dimana pada saat itu akan diadakan diskusi tentang LGBT di salah tempat yang saya lupa, di semarang, teman saya terdengar asing dan terlebih kaget mengenai kepanjangan dan jika akan diadakan diskusi. Sekarang kata tersebut bak kata guyonan nggo konco.
Oke kembali lagi ke baiturrahman, khotib menyampaikan suatu perilaku dalam masyarakat sosial dalam hal seksual yaitu LGBT dimana merupakan pemyimpangan perilaku masyarakat. Poin yang disampaikan khotib adalah bahwa ajakan untuk tidak menjauhi, tidak mendiskriminasi orang atau pelaku LGBT karna kita juga sama manusia, bagaimana memanusiakan yang lain, bukan orangnya tapi perilakunya, jauhi perilakunya, ajak kembali orang tsb untuk menjauhinya. Mungkin seperti kata Pandji, punya temen G itu lucu loh.. Ohya? Ya barangkali saja, seperti teman yang mungkin sudah kita punya barangkali, yang orang jawa sebut wandu, lucu aja dan... geli. Hm
Poin yang cukup bagus dari khotib, lalu saya memikirkan teman perokok kita, dimana saya juga bergaul dengan manusia perokok. Saya tidak mempunyai masalah dengan perokok, ya sementara ini, bukan berarti selama saya tidak akan mengalami kehamilan, beresiko mendapat gangguan janin, dan yang lain. Perokok juga memiliki asalasan dan motivasi tertentuk untuk merokok. Dengar saja alamov (alasan dan motivasi) mereka, "Merokok itu obat, steess-rokok untuk tenang, selama merokok tidak melebihi dosis untuk saya merokok tidak masalah. Mereka yang sakit karena rokok karena dia melebihi dosis tubuh mereka untuk merokok". Nikmat! "Hal ternikmat setelah makan, rokok!", dengan sebat ditangan salah seorang teman perokok.
Pelaku LBGT pun juga memiliki alamov tersendiri, mungkin bagi G-B merokok anu juga suatu kenikmatan baginya. Tidak tau untuk yang huruf sebelahnya seperti apa. Ketidakmampuan mengontrol nafsu, mungkin orang-orang tersebut lemah dalam mengontrolnya, saya tidak tau betul atau tidak, tapi nafsu memang sumber penyakitnya dan sementara gejalanya tingkah, sikap, salah berperilaku, bergaul, dan melakukan hal lebih lanjut yang akhirnya menjadi benar-benar pusat perhatian masyarakat. Meresahkan sekali nafsu negatif itu.

Senin, 22 Februari 2016

Hari Peduli Sampah Plastik Nasional!




Minggu (21/2) menjadi hari peringatan Hari Peduli Sampah Plastik Nasional (HPSPN). Menarik! Hari Minggu itu, pagi tepatnya, kebetulan saya sedang berada di sekitaran Jl. Pahlawan-Simpang Lima (CFD). Banyak muda-mudi dari beberapa warna almamater, sekolah SMA, SMP, dan komunitas berkeliling membawa karung dan memungut sampah-sampah plastik. Bentuk kampanye ini menarik, namun tidak tahu bagaimana sebelumnya, mungkin lebhi menarik ketika mereka membuat challenge seperti mengumpulkan banyak-banyakan sampah plastik, hehe..

Pertanyaannya di kepala saya, darimana tanggal asal ditentukannya tanggal 21/2 sebagai HPSPN? Berikut saya kutipkan latar belakang dari web http://www.menlh.go.id/   

Hari Peduli Sampah Nasional, 21 Februari “Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional dipicu oleh terjadinya tragedi longsor sampah di Leuwigajah, Jawa Barat pada tanggal 21 Februari 2005. Penyebab longsor tersebut, diduga karena curah hujan yang sangat tinggi serta ledakan gas metana (CH4) yang terperangkap dalam timbunan sampah. Longsoran gunungan sampah tersebut menelan lebih dari 150 jiwa yang kemudian dinyatakan sebagai bencana lingkungan. Mayoritas korban adalah penduduk di sekitar TPA yang bekerja sebagai pemulung. Sejak itu, Hari Peduli Sampah (HPS) diperingati setiap tanggal 21 Februari untuk membangun komitmen kita bersama agar bencana akibat pengelolaan sampah yang kurang baik dan tidak berwawasan lingkungan tidak terulang”.

Sekitar satu tahun lalu, TPA Semarang sempat mengalami kebakaran, dan ya penyebab yang mungkin sama karena gas yang tertimbun di dalam sampah dan mendapati kondisi suhu yang terlalu panas dalam tumpukan sampah. 

Pemerintah pusat sebelumnya juga telah mengeluarkan kebijakan untuk pengolahan sampah plastik yang mudah diolah. Para retail di lingkungan kita menerapkan dengan menggunakan plastik yang akan terurai dalam waktu 2 tahun. Teknoligi ini yang bertuliskan oxium ini karya orang Indonesia yaitu dengan teknologi yang menggunakan OXIUM, cek www.oxium.net. Kampanye yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Kementerian Lingkungan Hidup, “Gerakan Indonesia Peduli Sampah Menuju Masyarakat Berbudaya 3R (reduce, reuse, recycle) untuk Kesejahteraan Masyarakat” dengan taglineIndonesia Bersih Sampah 2020”.

Gerakan Indonesia Tanpa Kantong Plastik ini sudah sangat familiar di telinga saya, vocal sekali mengangkat isu, mengedukasi, dan mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan itu setahu saya digagas oleh suatu gerakan yang kini bernama Greeneration. Ohya, sebagai contoh familiarnya gerakan pengurangan plastik, dalam bebrapa kegiatan yang teman2 pernah lakukan, panitia biasanya menyuruh membawa tumblr. Penggunaan tumblr atau tempat minum ini salah satu cara menghemat pengeluaran konsumsi panitia, eh-loh.. haha

Gerakan komunitas besar dengan visi besar, menurut saya masih tetap membutuhkan kehadiran negara. Sekarang kita melihat dan merasakannya, kebijakan peerintah mungkin terkesan terlambat atau lainnya, banyak orang pintar dijajarannya, akan tetapi mungkin butuh orang yang siap turun ikut bergerak, bukan hanya selebrasi. Apresiasi yang sangat tinggi untuk seluruh gerakan di Indonesia dan dunia baik kelompok atau individu yang jauh tergerak karena kesadaran hati. Gerakan masyarakat peduli sampah plastik kini bisa tersenyum lebar, dengan satu kebijakan lagi dari pemerintah, yang dilaunching langsung oleh Bapak Presiden, penerapan biaya atas plastik berlaku melalui retai-retail yang sementara ini diuji-cobakan pada sekitar 24 kota di Indonesia.

Kebijakan ini tiap retai berbeda, namun dari pemerintah mengenakan biaya RP 200,-. Survey saya di toko Anjay untuk plastik ukuran 1-3 dikenakan biaya Rp 300,- dan 4-6 biaya Rp 500,-. Berita di Metro TV hari ini menyebutkan apabila di Medan mengenakan biaya plastik Rp1500,- dan di Ambon sampai Rp5.000,-.
“Belanja Cantik Tanpa Kantong Plastik”, kampanye yang menarik! Sounds girly by-the-way hm.

Jabal Rahmah

Jabal Rahmah. Bukit ini merupakan bukit yang diyakini sebagai tempat pertemuan Nabi Adam AS dan Hawa pertama kali di dunia. Pusat Arafah in...